Kijang Innova Reborn adalah salah satu produk andalan Toyota di Indonesia. Mobil ini menawarkan kenyamanan, kelincahan, dan kehandalan sebagai kendaraan keluarga maupun bisnis. Kijang Innova Reborn hadir dalam dua pilihan mesin, yaitu bensin dan diesel. Lalu, apa perbedaan antara kedua mesin ini, dan BBM yang cocok untuk masing-masing mesin?
Mesin Bensin
Mesin bensin yang digunakan oleh Kijang Innova Reborn adalah 1TR-FE berkapasitas 1.998 L. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga maksimal 139 PS pada 5.600 rpm dan torsi maksimal 183 Nm pada 4.000 rpm. Mesin ini menggunakan sistem pengapian tanpa busi (transistorized coil ignition) dan sistem pendingin air (water-cooled).
Menurut buku panduan manual Kijang Innova Reborn, mesin bensin ini harus menggunakan bahan bakar tanpa timbal dengan angka oktan minimal 91 atau lebih tinggi. Artinya, BBM yang digunakan paling tidak adalah BBM RON 92 sekelas Pertamax, Revvo 92, Shell Super, atau BP 92. Jika menggunakan BBM dengan oktan lebih rendah, seperti Premium, maka dapat menyebabkan kerusakan pada mesin, penurunan performa, dan konsumsi BBM yang lebih boros.
Mesin Diesel
Mesin diesel yang digunakan oleh Kijang Innova Reborn adalah 2GD-FTV berkapasitas 2.393 L. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga maksimal 149 PS pada 3.400 rpm dan torsi maksimal 360 Nm pada 1.200-2.600 rpm. Mesin ini menggunakan sistem common rail direct injection (CRDI) dan sistem pendingin air (water-cooled).
Menurut buku panduan manual Kijang Innova Reborn, mesin diesel ini harus menggunakan bahan bakar diesel dengan angka cetane minimal 48 atau lebih tinggi. Angka cetane 48 tersebut ditemui pada Biosolar. Namun, ada catatan tersendiri yang perlu diperhatikan, yaitu kandungan sulfur dalam bahan bakar diesel.
Kijang Innova Reborn diesel terbagi menjadi dua jenis, yaitu yang memiliki sistem Diesel Particulate Filter (DPF) dan yang tidak. Sistem DPF adalah sistem yang berfungsi untuk menyaring partikel-partikel halus yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar diesel, sehingga mengurangi emisi gas buang yang berbahaya. Sistem DPF ini hanya ada pada model Euro 5, yang berlaku di beberapa negara seperti Australia, Jepang, dan Korea Selatan.
Untuk model Euro 4, yang berlaku di Indonesia, Kijang Innova Reborn diesel tidak memiliki sistem DPF. Oleh karena itu, bahan bakar diesel yang digunakan harus memiliki kandungan sulfur maksimal 50 ppm. Bahan bakar diesel dengan kandungan sulfur 50 ppm (setara Euro 4) dapat ditemui pada jenis Pertamina Dex. Jika menggunakan bahan bakar diesel dengan kandungan sulfur lebih tinggi, seperti Solar, maka dapat menyebabkan kerusakan pada mesin dan sistem knalpot, serta peningkatan emisi gas buang.
Untuk model Euro 5, yang memiliki sistem DPF, bahan bakar diesel yang digunakan harus memiliki kandungan sulfur maksimal 10 ppm. Bahan bakar diesel dengan kandungan sulfur ultra rendah ini dapat ditemui pada jenis V-Power Diesel dari Shell atau Pertamina Dexlite dari Pertamina. Jika menggunakan bahan bakar diesel dengan kandungan sulfur lebih tinggi, maka dapat menyebabkan kerusakan pada mesin dan sistem DPF, serta mempengaruhi daya tahan kendaraan.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Kijang Innova Reborn memiliki spesifikasi bahan bakar yang berbeda untuk masing-masing mesin. Untuk mesin bensin, BBM yang tepat adalah yang memiliki oktan minimal 91 atau lebih tinggi, seperti Pertamax atau setara. Untuk mesin diesel, BBM yang tepat adalah yang memiliki cetane minimal 48 atau lebih tinggi, serta kandungan sulfur sesuai dengan model Euro 4 atau Euro 5, seperti Pertamina Dex atau V-Power Diesel.
Menggunakan BBM sesuai dengan spesifikasi tentu akan membuat performa mesin optimal, konsumsi BBM efisien, dan emisi gas buang ramah lingkungan. Sebaliknya, jika menggunakan BBM yang tidak sesuai, maka dapat menimbulkan masalah pada mesin, seperti knocking, overheat, atau karbonisasi. Oleh karena itu, penting bagi pemilik Kijang Innova Reborn untuk memilih BBM yang tepat untuk mesinnya.