Motor bebek dengan transmisi matik pernah hadir di Indonesia sekitar satu dekade yang lalu. Ada dua produk yang mencoba mengusung konsep ini, yaitu Honda Revo AT dan Yamaha Lexam. Kedua motor ini diharapkan bisa menggabungkan keunggulan motor bebek yang lincah dan motor matik yang praktis. Namun, ternyata pasar Indonesia tidak tertarik dengan ide ini. Kedua motor ini pun gagal laku dan akhirnya berhenti diproduksi.
Honda Revo AT, Bebek Matik Pertama di Indonesia
Honda Revo AT diluncurkan oleh PT Astra Honda Motor (AHM) pada tahun 2010. Motor ini menjadi motor bebek pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi CV-matic. Revo AT memiliki desain yang mirip dengan motor bebek pada umumnya, dengan pelek 17 inci dan bodi ramping. Namun, motor ini tidak memiliki tuas persneling di kaki kiri, melainkan menggunakan sistem otomatis yang dikendalikan oleh girboks CVT.
Revo AT dibekali mesin 110 cc dengan sistem injeksi dan catalytic converter yang dapat mengurangi emisi gas buang. Konsumsi bahan bakarnya diklaim mencapai 57,3 km/liter. Saat peluncuran, motor ini dijual dengan harga Rp 15,8 juta (on the road DKI Jakarta).
Yamaha Lexam, Saingan Bebek Matik dari Yamaha
Tak mau kalah dengan Honda, Yamaha juga meluncurkan produk bebek matiknya pada awal tahun 2011. Produk ini bernama Yamaha Lexam. Motor ini juga memiliki tampilan yang serupa dengan motor bebek, dengan pelek 17 inci dan bodi ramping. Namun, Lexam memiliki footstep yang lebih lebar dari Revo AT, sehingga memberikan kenyamanan lebih bagi pengendara.
Lexam mengusung mesin 113,7 cc yang mampu menghasilkan tenaga 8,7 tk dan torsi 8,73 Nm. Transfer daya menggunakan V-belt yang disebut sebagai Yamaha Compact Automatic Transmission (YCAT). Saat peluncuran, motor ini dijual dengan harga Rp 16,4 juta.
Alasan Kegagalan Bebek Matik di Indonesia
Meski menawarkan inovasi yang berbeda dari motor lainnya, bebek matik tidak berhasil menarik minat pasar Indonesia. Ada beberapa alasan yang mungkin menjadi penyebabnya, antara lain:
- Kurangnya edukasi dan sosialisasi tentang kelebihan bebek matik kepada konsumen. Banyak yang masih bingung dengan konsep motor ini dan tidak mengerti manfaatnya.
- Tren pasar yang sudah beralih dari motor bebek ke motor matik. Motor bebek mulai ditinggalkan karena dianggap ketinggalan zaman dan kurang nyaman. Sedangkan motor matik lebih diminati karena praktis dan memiliki fitur lebih banyak, seperti bagasi besar dan desain modern.
- Konsep bebek matik yang terkesan tanggung dan tidak spesifik. Motor ini tidak memiliki keunggulan yang jelas dibandingkan dengan motor bebek atau motor matik. Motor ini juga tidak cocok untuk balapan liar yang sering dilakukan oleh pecinta motor bebek.
- Harga bebek matik yang relatif mahal dibandingkan dengan motor bebek atau motor matik lainnya. Konsumen lebih memilih motor yang lebih murah atau lebih berkualitas dengan harga yang sama.
Harga Bekas Bebek Matik di Pasaran
Karena sudah berhenti diproduksi sejak tahun 2013, bebek matik menjadi barang langka di pasaran. Bagi yang ingin memiliki motor ini sebagai koleksi atau hobi, masih bisa mencari unit bekasnya di beberapa situs jual beli online. Berikut ini adalah rentang harga bekas bebek matik yang kami temukan di internet:
- Honda Revo AT tahun 2011: Rp 4,25 juta – Rp 6,5 juta
- Yamaha Lexam tahun 2011: Rp 4,3 juta – Rp 6,5 juta
Harga tersebut tentu saja bisa berbeda tergantung kondisi, lokasi, dan penawaran dari penjual. Jadi, bagi yang tertarik, sebaiknya melakukan pengecekan langsung ke lapangan dan melakukan negosiasi yang bijak.
Itulah artikel berita ter-update tentang bebek matik, produk gagal laku yang pernah hadir di Indonesia. Semoga artikel ini memberikan informasi yang bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Terima kasih telah membaca artikel ini.