Mobil dinas menteri merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh pemerintah untuk para pejabat tinggi negara. Mobil dinas menteri tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi, tetapi juga sebagai simbol status dan kehormatan. Namun, mobil dinas menteri juga harus memenuhi kriteria tertentu, seperti kenyamanan, keamanan, dan kinerja.
Sejak tahun 2019, menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju telah menggunakan mobil dinas baru berupa Toyota Crown 2.5 HV G-Executive. Mobil dinas tersebut menggantikan Toyota Crown Royal Saloon yang sudah berumur 10 tahun. Mengapa Toyota Crown dipilih sebagai mobil dinas menteri? Apa keunggulan dan kelemahan mobil ini? Berapa harganya? Simak ulasan berikut ini.
Keunggulan Toyota Crown Hybrid
Toyota Crown Hybrid merupakan mobil sedan premium yang diproduksi oleh Toyota, salah satu produsen mobil terbesar di dunia. Mobil ini memiliki desain yang elegan, mewah, dan sporty. Mobil ini juga dilengkapi dengan fitur-fitur canggih, seperti Toyota Safety Sense 2.0, yang meliputi sistem pengereman otomatis, pengenalan rambu lalu lintas, dan penyesuaian kecepatan berdasarkan kondisi jalan.
Salah satu keunggulan utama Toyota Crown Hybrid adalah penggunaan teknologi hybrid, yaitu kombinasi antara mesin bensin dan motor listrik. Teknologi ini membuat mobil ini lebih ramah lingkungan dan efisien dalam konsumsi bahan bakar. Toyota Crown Hybrid mengusung mesin berkode A25-FXS, yang berkapasitas 2.487 cc dan mampu menghasilkan tenaga 184 PS dan torsi 221 Nm. Sementara itu, motor listriknya memiliki power 143 PS dan torsi 300 Nm.
Dengan menggunakan transmisi Electronically Controlled CVT, Toyota Crown Hybrid dapat mencapai konsumsi bahan bakar sekitar 20,8 km/L, dengan emisi karbon dioksida hanya 112.0 g/km. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan dengan mobil dinas menteri sebelumnya, yaitu Toyota Crown Royal Saloon, yang hanya mampu mencatat konsumsi bahan bakar 9,6 km/L, dengan emisi karbon dioksida 225 g/km.
Kelemahan Toyota Crown Hybrid
Meskipun memiliki banyak keunggulan, Toyota Crown Hybrid juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah harganya yang sangat mahal. Menurut catatan detikOto, mobil ini dibanderol sekitar Rp 1,5 miliar per unit, sudah termasuk pajak. Harga ini tentu tidak terjangkau bagi kebanyakan orang, bahkan mungkin juga bagi sebagian menteri.
Selain itu, Toyota Crown Hybrid juga memiliki ketersediaan yang terbatas. Mobil ini hanya didatangkan khusus untuk pejabat RI, dan tidak dijual secara umum di pasar Indonesia. Hal ini membuat mobil ini sulit untuk mendapatkan suku cadang dan perawatan, jika terjadi kerusakan atau kecelakaan. Mobil ini juga tidak memiliki banyak pilihan warna, hanya hitam dan putih.
Kesimpulan
Toyota Crown Hybrid adalah mobil dinas menteri yang memiliki banyak keunggulan, terutama dari segi teknologi, lingkungan, dan efisiensi. Namun, mobil ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti harganya yang mahal dan ketersediaannya yang terbatas. Mobil ini cocok digunakan sebagai mobil dinas menteri, karena menunjukkan citra positif pemerintah yang peduli terhadap lingkungan dan kinerja. Namun, mobil ini tidak cocok digunakan sebagai mobil pribadi, karena harganya yang tidak terjangkau dan ketersediaannya yang sulit.